Sambut 1 Sura, Paguyuban Putra Nusantara Gelar Ritual Adat dan Peduli Alam di Purwasari

  • Septhina Latifah
  • 17 Juli 2025
  • 31 x

Purwasari, — Ratusan warga Desa Purwasari dan sekitarnya memadati Dusun Purwayasa pada Kamis siang, 17/07/2025, dalam rangka memperingati 1 Sura 1959 Tahun Dar melalui rangkaian acara Suran yang dilaksanakan oleh Paguyuban Putra Nusantara Cilacap, sebuah paguyuban penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan mengusung tema “Memayu Hayuning Bawono” yang berarti "menjaga dan memperindah kehidupan dunia", kegiatan diawali dengan prosesi iring-iringan dari Dusun Tanjung Sari menuju Dusun Purwayasa. Peserta membawa gunungan dan joleng yang berisi hasil bumi berupa beras, sayur, dan buah-buahan, sebagai simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta atas berkah alam yang melimpah.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari berbagai tokoh, pelepasan 5.000 ekor benih ikan mujair ke perairan setempat sebagai wujud pelestarian lingkungan, penanaman pohon, doa bersama, dan ditutup dengan makan bersama seluruh peserta.

Dalam sambutannya, PJ Kepala Desa Purwasari Grady Grifandi Delevi menyampaikan apresiasi dan dukungannya atas kegiatan yang sarat nilai budaya dan spiritual ini: 


“Kegiatan Suran ini bukan sekadar tradisi, tapi juga bentuk pelestarian nilai-nilai luhur dan penghormatan kepada alam. Saya bangga Desa Purwasari menjadi tuan rumah kegiatan yang menjunjung kebersamaan dan keberagaman ini,” ucapnya.

Sementara itu, Sesepuh Paguyuban Suwondo Warsikun mengajak seluruh anggota dan masyarakat untuk terus menjaga harmoni dengan alam dan sesama:

“Melalui Suran ini kita rawat kembali ajaran leluhur: hidup selaras dengan alam dan saling menghormati antar umat manusia. Ini warisan spiritual yang tak ternilai,” tuturnya penuh haru.

Tak hanya warga dari Desa Purwasari, acara ini juga diikuti oleh anggota paguyuban dari berbagai daerah, seperti Kecamatan Kedungreja, Sidareja, dan Cipari, menunjukkan bahwa nilai-nilai tradisi dan spiritualitas Nusantara masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat.

Acara Suran ini menjadi bukti nyata bahwa kearifan lokal masih mampu menyatukan masyarakat dalam keberagaman kepercayaan, mempererat solidaritas, dan menguatkan kecintaan terhadap alam dan budaya leluhur.





Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin


  Go Top